Terapi Psikodinamika
- Sigmund Freud
- Carl Jung
- Alfred Adler
- Erick Fromm
- Karen Horney
- Harry Stack Sullivan Read the rest of this entry »
Terapi Psikodinamika
Presentasi diri (self presentation) adalah upaya untuk menumbuhkan kesan tertentu di depan orang lain dengan cara menata perilaku. Untuk memperoleh presentasi diri yang baik orang mencoba mengelola impresi diri (impression management). Impresi yang pertama kali kita buat di depan orang lain akan menentukan bagaimana hubungan orang lain dengan kita.
Ada berbagai cara untuk menumbuhkan kesan positif di depan orang lain :
Kelly’s Covariation Theory ( teori kovariasi kelly )
Harold Kelly ( 1972)
Ada tiga faktor yang menjadi dasar pertimbangan orang untuk menarik kesimpulan apakah suatu pekerjaan disebabkan oleh sifat dala diri (disposisi) ataukah disebabkan oleh faktor luar diri.
TEORI INFERENSI TERKAIT Correspondence inference theori Jones and Davies 1965
Asumsi Teori :
Apa dasar penetapan atribusional suatu perilaku :
Non Common Effect : Situasi dimana penyebab dari tindakan yang dilakukan seseorang adalah sesuatu yang tidak disukai oleh orang pada umumnya. (misal : Seorang pria menikah dengan seorang wanita yang kaya, pinter tetapi buruk rupa dan sudah tua. Tua dan buruk rupa inilah yang disebut sebagai ‘non common effect’. Mengapa demikian ? Sebab umumnya pria tidak menyukai menikah dengan wanita yang buruk rupa dan tua usianya. Sebaliknya pria umum menyukai menikah dengan wanita yang elok parasnya, banyak hartanya, muda usianya sehat tubuhnya dan sebagainya. Nah apa kesimpulan anda bila ada seorang pria muda menikahi wanita tua, buruk rupa tetapi kaya harta. Apa kira-kira kesimpulan anda tentang pria tersebut. Apa yang menyebabkan pria tadi menikahi wanita tersebut ??
Freely Choosen Act : Banyak tindakan yang dilakukan oleh orang dikarenakan oleh paksaan situasi. (misalnya : seorang wanita muda harus menikah dengan seorang duda kaya yang berusia tua. Wanita itu menikah karena dipaksa oleh orang tuanya. Dari peristiwa itu, sangatlah sulit bagi kita untuk mengatakan bahwa wanita tersebut adalah seorang yang materialistik yang mengejar harta si duda. Tetapi kalau dia sendiri yang ingin menikah dengan duda tersebut sedangkan orang tuanya tidak menyarankan maka dengan mudah kita menarik kesimpulan bahwa wanita itu materialistik. Sebab tindakan untuk menikah dengan duda adalah tindakan atas pilihannya sendiri, bukan tekanan situasi.
Low Social Desirability (menyimpang dari kebiasaan) : Kita akan dengan mudah menarik kesimpulan bahwa seseorang memiliki kepribadian tertentu yang tidak wajar bila orang itu menyimpang dari kebiasaan umum. (misal : Jika seseorang menghadiri upacara kematian biasanya orang harus menujukkan roman muka yang sedih dan berempati pada ahlul duka. Kalau orang yang melayat menujukkan hal yang demikian akan sulit bagi kita unyuk mengatribusikan bahwa orang itu orang yang empatik, karena memang begitulah seharusnya. Tetapi bila orang layat lalu menujukkan kegembiraan dg tertawa terbahak-bahak di saat orang lain susah, maka mudah untuk kita simpulkan bahwa kepribadian orang tersebut agak kurang beres.
Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor disposisional (faktor dalam/internal), misalnya sifat, karakter, sikap dsb, ataukah disebabkan oleh keadaan ekternal, misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu.
Setiap individu pada dasarnya adalah seorang ilmuwan semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mencari sebab kenapa seseorang berbuat dengan cara tertentu. Misalkan kita melihat seorang bapak paroh baya melakukan pencurian. Sebagai manusia kita ingin mengetahui penyebab kenapa dia sampai mencuri ?? Read the rest of this entry »