Kuliah Dek Rizky Psikologi

Ilmu pengetahuan tentang psikologi

Paradigma Psikopatologi

Posted by Dek Rizky On November - 3 - 2010 ADD COMMENTS

Pendekatan biologis, psikologis, sosial.

BIOlogis

Teori struktural : Abnormalitas dalam struktur otak menyebabkan mental disorder

Teori biochemical : ketidak seimbangan neurotransmitter/hormon atau terganggunya reseptor pada neurotransmitter menyebabkan mental disorder.

Teori genetic : gangguan gen mengarahkan pada mental disorder

Teori psikodinamika : Semua tingkah laku, pikiran dan emosi yang normal atau abnormal sebagian besar di pengaruhi oleh proses proses ketidaksadaran. Dorongan dasar yang memotivasi perilaku manusia; dorongan sexual, dan dorongan agresif. Struktur kepribadian : ID, ego, super ego. Defense mechanisme : strategi merubah hasrat pikiran dan perasaan yang tidak di terima ke bentuk bentuk yang lebih sesuai dengan norma sosial. Neurotix paradox : jika defence mechanisme maladaptif inadequate maka akan menghasilkan perilaku patologis. Tahap perkembangan psikoseksual : tahap oral, anal, phallic, latency, genital. Penyebab abnormal :represi, fiksai, neurotik paradox. Intervensi : emotional insight melalui katarsis. Terapi : analisis mimpi

Link penting : 1 , 2 , 3

Psikologi Abnormal

Posted by Dek Rizky On November - 3 - 2010 ADD COMMENTS

Psikologi abnormal adalah suatu cabang ilmu psikologi yang membahas deskripsi, penyebab, dan penanganan pola perilaku abnormal berupa gangguan mental dan gangguan psikologis.

Kriteria orang abnormal : Perilaku yang tidak biasa, seperti memakai bikini di pasar. Perilaku yang tidak di terima secara sosial. misal homo seksual, transeksual, lesbi. Persepsi yang salah terhadap realitas. misal delusi dan halusinasi. Stress. misal fobia dan kecemasan. Perilaku maladaptif, dan perilaku yang berbahaya.

Persepektif historis tentang perilaku abnormal

Demonologi : ilmu yang mengkaitkan bahwa perilaku yang tidak normal di kaitkan dengan setan dan supranatural.

Exorcism : Paham yang mempercayai bahwa orang tidak normal itu disebabkan oleh setan, dan cara pengusiran setan menggunakan ukiran kayu.

Ilmu sihir : Jika seseorang terapung di anggap sebagai tanda tidak bersih dan yang tenggelam dianggap bersih.

Persepektif kontemporer tentang perilaku abnormal

Perspektif biologis : Orang di katakan abnormal bila ada gangguan di struktur otak, ketidak seimbangan neurotransmitter dan gangguan dari genetika.

persepektif psikologis : psikodinamika,behaviorisme, humanistik, dan kognitif lihat di sini

perspektif sosiokultural :

persepektif biopsikososial

DSM IV : Diagnostic and statistic manual of mental disorder

PPDGJ : Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa

aksis I : Gangguan klinis, kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis

Aksis II : gangguan kepribadian, retardasi mental

Aksis III : Kondisi medik Umum

Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan

Aksis V : Penilaian fungsi secara global

Metode assessment : Observasi, interview, dan test psikologi..

Analisis Item

Posted by Dek Rizky On November - 1 - 2010 ADD COMMENTS

Sebagai suatu alat ukur, test harus akurat dan cermat mampu membedakan siswa yang memiliki kecakapan dan yang kurang cakap, mengukur kecakapan yang memang harus di ukur.

Isi test, sekumpulan item yang berupa pertanyaan mengenai suatu hal yang hendak di ukur atau di ungkap, sehingga kualitas test akan sangat di tentukan oleh kualitas itemnya

Langkah langkah menciptakan test yang baik : spesifikasi jelas, item ditulis berdasarkan kaidah kaidah standar penulisan item dan latihan & kreatifitas pembuatan test

Tes yang disusun dengan mendasarkan pada aturan standar tersebut secara teoritis sudah dianggap layak ( theorytical sound ). Namun belum tentu akan benar benar berfungsi apabila di terapkan di lapangan, oleh karenanya perlu diadakan uji coba.

Tujuan uji coba : mengidentifikasi soal soal yang lemah atau cacad misal soal yang kabur atatu tidak tentu arahnya, atau jawaban pengcoh yang tidak berfungsi. Mengidentifikasi taraf kesukaran soal, sehingga seleksi soal dapat dilakukan sesuai tujuan test bentuk akhir. Mengidentifikasi daya beda, menentukan berapa banyak soal untuk masing masing bagian test dan untuk keseluruhan test betntuk akhir.  Menentukan alokasi waktu yang paling layak. Menemukan kelemahan kelemahan dalam petunjuk bagi pengambil test maupun  bagi pengawas, kelemahan dalam contoh soal format dan lainnya. Menemukan saling hubungan antara soal guna menghindarkan tumpang tindih atau bias yang terlalu banyak dalam pemilihan soal dalam pengelompokan soal ke dalam subtest / bagian test

Setelah dari uji coba, soal soal di golongkan dalam 3 kategori. Soal yang di anggap baik dan diterima, soal yang jelas tidak baik, di tolak. soal yang kurang baik setelah di revisi perlu di tata dengan cara tertentu :

1. Pengelompokan berdasarjab tes, mengumpulkan butir butir soal yang mengukur bagian yang sama dalam satu kelompok.

2. pengelompokkan berdasarkan format, mengelompokkan soal yang memiliki tipe sama .

3. Pengukuran berdasarkan taraff kesukaran, berdasrakan pertimbangan psikologis, soal sebaiknya di susun mulai yang paling mudah sampai paling sukar.

Parameter item : yang di perhatikan dalam analisis tipe objektif adalah :

Indek kesukaran Aitem ( IKA ).. IKA = P = n1/N

Semakin besar angka P maka soal semakin mudah.

Indek daya beda ( IDA ) d=nit/NT – nir/NR

Indek daya beda ada yang bernilai negatif ( soal yang tidak baik )

Indek daya distriminasi

0,4 lebih = bagus sekali

0,3 – 0,39 bagus, perlu peningkatan

0,20 – 0,29 belum menguasai

0,20 kurang = buruk sekali

Identifikasi tujuan dan kawasan ukur

Posted by Dek Rizky On October - 31 - 2010 ADD COMMENTS

Identifikasi tujuan : penegasan tujuan pengukuran yang akan di capai oleh test. Dilakukan dengan melihat fungsi tes : penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif. Pembatasan kawaasan ukur : pendefinisian lingkup materi ukur yang hendak di ungkap. Penetapan tujuan menentukan hal hal sebagai berikut : luasnya kawasan materi yang hendak di ujikan, pengambilan sampel item dari keseluruhan kawasan ukur dan tingkat kesukaran test.

Contoh : Tes sebagai dasar penempatan di gunakan sebagai pengukur kecakupan yang di persyaratkan di awal suatu program pendidikan, desing test di buat : Item harus meliputi sampel perilaku yang luas yang dianggap sebagai indikator kecakopan yang di isyaraktkan tsb. Membatasi materi yang hendak diungkap dengan mengacu pada suatu kriteria penguasaan ( materi ) tertentu. Taraf kesukaran aitem tidak terlalu tinggi.

Test formatif digunakan untuk memperoleh umpan balik kemajuan belajar siswa, design test di buat meliputi semua unit instruksional yang telah di ajarkan, taraf kesukaran item di seseuaikan dengan masing masing unit dan mengacu pada norma kriteria.

test yang berfungsi diagntosti untuk mendeteksi adanya kesukaran belajar dan sebabnya , maka test harus : di tulis dalam tingkat kesukaran rendah. Mengungkap tugas tugas yang berkaitan langsung dengan sumber kesalahan yang umumnya terjadi.

Test sumatif digunakan untuk penentuan nilai akhir suatu program belajar, penentuan taraf penguasaan, atau penentuan kelulusan, harus di rancang. Item mewakili seluruh kawasan tujuan instruksional yang telah di tetapkan sebelumnya, taraf kesukaran harus brevariasi, dan penilaiannya mengacu pada norma kriteria.

Penguraian komponen isi :

Pentingnya : tes tidak keluar dari lingkup materi yang sudah di tentukan dalam bahasan kawasan ukur. Agar tidak ada materi penting yang terlewatkan atau tidak tertuang dalam test.

Test yang baik adalah test yang komprehensif dan relevan. Komprehensif : test mencakup keseluruhan isi atau bahan pelajaran dan jumlah item yang sebanding ( proporsional ) untuk setiap bagian sesuai dengan urgensi dan bobot masing masing bagian tersebut.

Relevan : item item yang ditulis benar benar menanyakan mengenai materi yang telah di identifikasi.

Untuk mendapatkan suatu test yang komprehensif dan relevan tersebut perlu di lakukan penguraian isi menurut bagian materinya dengan didasarkan pada : 1. bab 1 dalam buku yang dijadikan acuan pelajaran, 2 kategori topi yang di jadikan batasan selama proses belajar. 3. uraian tujuan instruksional dalam silabus yang ada

Pengelempokkan materi => pembobotan untuk masing masing bagian materi tersebut, pembobotan untuk masing masing bagian materi tersebut. Pembobotan perlu di lakukan karena tidak jarang ada bagian bagian materi yang memerlukan perhatian yang tidak sama berdasar relevansi dan tingkat kepentingan bagian tersebut.

Perbedaan relevansi menyebabkan perbedaan keluasan dan kedalaman pembahasan materi di dalam kelas. Semakin penting materi semakin dalam pembahasan dan semakin banyak waktu yang di perlukan.

Batasan perilaku dan kompetensi

Batasan perilaku : operasionalisasi tujuan instruksional ( behavioral objectives )

Dalam garis besar pengajar terdapat tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Umumnya sudah sangat operasional sehingga dapat dianggap sebagai indikator perilaku.

Indikator perilaku di buat sebagai penerjemahan, tujuan instruksional umum ke dalam bentuk yang paling kongkrit sehingga akan dapat di ukur ( measurable ) Contoh : mampu melakukan pembagian angka ( instruktional umum ). indikator perilakunya : melakukan pembagian 2 bilangan yang masing masing terdiri dari 3 angka.

Kompetensi : taraf kemampuan yang harus di capai oleh anak didik setelah mengikuti suatu program penjajaran.

Taraf kemampuan kognitif ( Benjamin S Bloom ) : knowledge, comprehension, application, analysis, syntesis, evaluation.

Penyusunan Skala Psikologi

Posted by Dek Rizky On October - 31 - 2010 ADD COMMENTS

PSP mempelajari tentang pengukuran psikologis, yang terdiri dari atribut atribut kognitif dan atribut atribut non kognitif.

Permasalahan dalam pengukuran sehingga membuat alat ukur yang objektif

Pengembangan alat ukur psikologis, terdiri dari : alat ukur kognitif ( tes prestasi belajar ) dan alat ukur non kognitif ( skala sikap )

Kriteria alat alat ukur objektif, terdiri dari validitas dan reliabilitas.

Pengertian skala

Alat ukur : suatu alat yang di pakai untuk membobot sesuatu. Sistem pengukuran : scalling : penempatan atribut / objek pada titik titik tertentu sepanjang suatu kontinum. Atribut itu karakteristik yang dimiliki individu atau objek yang bersifat psikologis maupun fisiologis.

Kontinum : suatu garis khayal yang mencoba menggambarkan tingkat atribut psikologis dari yang paling tidak ke paling iya. Kontinum psikologis : deretan letak atribut yang dihasilkan oleh skala psikologi. Kontinum fisik : deretan letak atribut fisik yang diperoleh dari hasil skala fisik.

Ketepatan judgement ini akan mempengaruhi 2 hal. Objek yang akan di ukur, biasanya bersifat fisik akan lebih mudah di ukur di banding psikologis. Metode pengukuran : cara mengukur suatu objek, hindari hal hal yang subjektif.

Level Pengukuran : Nominal, Ordinal, interval dan rasio. Nominal mempunyai kelebihan pengkodean dapat berubah asala tidak merusak identifikasi / kategorisasi. Ordinal : hasil pengukuran berupa ukuran yang bertingkat atau berjenjang meskipun jarak antar jenjang tidak sama. bisa ke atas, bisa ke bawah. Interval : berjenjang dengan jarak antar jenjang / interval sama. Rasiio : skala interval dengan titik o mutlak / ansolut

Alat ukur psikologi dapat dibedakan menjadi 2. Yang bersifat kognitif maupun non kognitif. Perbedaan antara alat ukur kognitif dengan non kognitif. Kalau kognitif itu stimulasinya terstruktur, respon dapat di kategorikan benar/salah, bersifat objektif. Kalau non itu stimulus unstructured, stimulus yang arah responnya tidak di ketahui subjek. Semua respon di terima dan bersifat proyektif.

Tes dan pengukuran. Tes ( secara fisik ) : Sekumpulan pertanyaan yang harus di jawab / tugas yang harus di kerjaakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan / cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas tugas tersebut

Syarat kualitas yang harus di penuhi : Anna astasi : tes pada dasarnya merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sample perilaku. Frederick G Brown, tes adalah prosedur yang sistematik guna mengukur sample perilaku seseorang. Lee J cronbach tes adalah suatu prosesdur sistematis guna mengamati perilaku individu dan menggolongkannya dalam suatu skala atau menggunakan kategori yang sistematis.

Pengertian test

  • Tes adalah prosedur yang sistematis.
    • Item item dalam test disusun menurut cara dan aturan tertentu.
    • Prosedur administrasi tes, dan pemberian angka (scoring) terhadap hasilnya harus jelas dan di spesifikasikan secara terperinci.
    • Setiap orang yang mengambil test itu harus mendapat item item yang sama dalam kondisi sebanding.
  • Tes berisi sampel perilaku
    • Item item yang di sajikan dalam suatu test tidak akan dapat mencakup seluruh materi yang mungkin ditanyakan.
    • kelayakan suatu test tergantung pada sejauh mana item item dalam test mewakili secara representatif dalam kawasan perilaku yang di ukur
  • Test mengukur perilaku
    • item item dalam test menghendaki subjek menunjukkan apa yang di ketahui dan apa yang telah di pelajari dengan cara menjawab atau mengerjakan tugas tugas yang di kehendaki

Tidak tercakup dalam pengertian test

  • Pengertian test tidak membatasi formatnya, artinya test dapat disusun dalam berbagai bentuk dan tipe sesuai dengan maksud dan tujuan penyusunannya
  • tes tidak membatasi macam materi yang dapat dicakupnya. Artinya test dapat dirancang untuk melakukan pengukuran terhadap hasil belajar, abilitas, bakat maupun intelegensi.
  • Subjek yang di kenai test selalu harus tahu bahwa dirinya di kenai test.

Istilah test dalam pengukuran sering digunakan secara bergantian, tyler mengatakan bahwa pengukuran adalah pemberian angka berdasrkan suatu aturan tertentu

Ciri pokok pengukuran : Adanya proses pembandingan. Artinya mengukur adalah membandingkan atribut yang hendak di ukur dengan alat ukurnya secara deskriptif, atau menyatakan hasil ukur secara kuantitatif hanya dengan satuan / besaran ukurannya saja tanpa memberikan penilaian kualitatif.

Klasifikasi test : Cranbach membagi test menjadi 2 kelompok besar.

  • Tes yang mengukur performansi maksimum : dirancang untuk mengerjakan apa yang mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia mampu melakukannya. Ciri cirinya : stimulus nya terstruktur dan jelas tujuannya. Subjek tau betul arah jawaban yang di kehendaki. Jawaban subjek di pilih sebagai jawaban benar/salah, petunjuk pengerjaannya sederhana, cara pemberian skornya seringkali di beritahukan pada subjek. waktu pengerjaannya di batasi. Contoh test intelegensi, bakat, prestasi belajar, kemampuan
  • Tes yang mengukur performasi tipical : dirancang untuk mengungkap kecenderungan reaksi atau perilaku individu ketika berada dalam situasi situasi tertentu. Cirinya : stimulusnya ambigu, memungkinkan untuk di interpretasikan secara subjektif, subjek tidak mengetahui arah jawaban yang diarahkan, jawaban subjek tidak di pilih sbg benar dan salah, cara scoring nya tidak di beritahukan . Contoh tes minat, sikap dan berbagai skala kepirbadian

Tes prestasi belajar : dibedakan dengan test kemampuan lain bila di lihat dari tujuannya. Tujuannya : mengungkat keberhasilan seseorang dalam belajar. Tujuan ini membawa konsekuensi bahwa dalam konstruksinya selalu mengacu pada program belajar yang dituangkan dalam silabus materi pelajaran.  Mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan bahan / materi yang di ajarkan.

Fungsi test prestasi belajar :

  • Fungsi penempatan : Penggunaan hasil test prestasi belajar untuk klasifikasi individu ke dalam bidang / jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang telah di perlihatkannya.
  • Fungsi formatif : untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah di capai di capai oleh siswa dalam suatu program pelajaran
  • Fungsi diagnostik : untuk mendiagnosis kesukaran kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan siswa yang di apat di perbaiki segera.
  • fungsi sumatif : untuk memperoleh informasi tetntang penguasaan pelajarn yang telah di rencanakan sebelumnya, dalam suatu program pelajaran untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut, atau apakah siswa dinyatakan dapat melanjutkan kejenjang lebih tinggi